Bulan di langit biruku
Sajak tak pernah berhenti mengalir difikiranku
Sajak tentangmu
Tentangmu yang selalu indah dimataku
Dosa, ya aku tahu
Namun, bagaimana aku bisa tenang dengan rasa yang bergemuruh ini?
Tuhan, jelaskan padaku apa yang harus aku lakukan
Tuhan, jelaskan padanya bahwa aku masih sangat menginginkan dia
Salah, iya aku tahu
Semua ini salah saat aku tak bisa melakukan apa yg diinginkan Tuhan
Itulah mengapa Tuhan belum mengizinkanku bersamamu
Aku mohon sadarlah, hidupkanlah hatimu, dan kembali
Kembalilah. . .
Bulanku, Y.E.P.
Senja,
"True love doesn't have happy ending. True love has no ending."
Senin, 25 Juli 2016
Selasa, 26 Januari 2016
Yume, ka?
Beberapa hari ini aku terus berfikir tentang wisata ke luar negeri. Ah, apakah semua ini hanya mimpi belaka? Wakaranai. Aku menjadi wibu yang sangat parah, hahahaha. Selalu berbicara dengan bahasa Jepang dengan temanku yang memang bisa berbahasa Jepang. Ingin sekali, akhir-akhir ini keinginan itu semakin kuat, Jepang. Tapi ada hal lain yang harus ku selesaikan lebih dulu karena telah aku mulai lebih dulu. Tugas Akhir kuliah. Aku hanya berharap dapat lancar untuk menyelesaikan ini.
Jember, 27 Januari 2016.
Selasa, 18 November 2014
as a CRAZY
do you know?
if I am a stupid...
do you know?
if I am a lover...
I can't easily ommit this feeling to you
but, sure that I love you, sincerely
I know that I am a trouble maker
I make you as my guard from my another problem
I beg to you not to mad to me
you are so meaningful to me
you mean to me
I still into you, as a crazy
for you
my Azura
if I am a stupid...
do you know?
if I am a lover...
I can't easily ommit this feeling to you
but, sure that I love you, sincerely
I know that I am a trouble maker
I make you as my guard from my another problem
I beg to you not to mad to me
you are so meaningful to me
you mean to me
I still into you, as a crazy
for you
my Azura
Senin, 17 November 2014
Iya, Hujan
Hujan...
Dia adalah satu-satunya penyejuk yang indah
Bagiku, hujan adalah tetesan kehidupanku
Tetesan air mataku
Dimana hujan turun, disitulah aku akan bahagia
Bahagia dengan semua kenangan-kenangan yang aku miliki
Kenangan bersama sahabatku, kenangan bersama kakakku, dan kenangan bersamamu
Hujan bagaikan lagu pengiring untuk tidurku
Hujan adalah kamu
ya, kamu yang sudah pecah berkeping-keping
Kristal yang sudah aku hancurkan dengan tanganku sendiri
Dan kini aku benar-benar merasa sendiri meskipun aku telah memilikinya
Sendiri, tapi aku masih punya hujan
Dia adalah satu-satunya penyejuk yang indah
Bagiku, hujan adalah tetesan kehidupanku
Tetesan air mataku
Dimana hujan turun, disitulah aku akan bahagia
Bahagia dengan semua kenangan-kenangan yang aku miliki
Kenangan bersama sahabatku, kenangan bersama kakakku, dan kenangan bersamamu
Hujan bagaikan lagu pengiring untuk tidurku
Hujan adalah kamu
ya, kamu yang sudah pecah berkeping-keping
Kristal yang sudah aku hancurkan dengan tanganku sendiri
Dan kini aku benar-benar merasa sendiri meskipun aku telah memilikinya
Sendiri, tapi aku masih punya hujan
Minggu, 16 November 2014
Senja saat Hujan
Senja itu, dia datang dengan sebuah senyuman yang terasa datar didepanku.
Dengan basah kuyub dan sehelai kaos tipis yang dia kenakan, aku merasa seperti akan ada hal yang menakutkan terjadi antara kami. Tapi aku coba tepis jauh-jauh pikiran itu dari benakku, segera aku mengambil sebuah handuk kering untuknya.
"Kenapa tidak menghubungiku dulu? Kan aku bisa jemput kamu (mengeringkan rambut Ahva yang basah)."
"Aku hanya ingin menemuimu tanpa harus melihatmu seperti aku."
"Seperti kamu bagaimana? Basah? Aku akan bawa payung va..."
"(Tersenyum)."
"Lain kali jangan pernah ragu menghubungiku jika kamu butuh aku va."
Seperti itulah Ahva, dia adalah pacarku sejak semester satu perguruan tinggi. Dia yang sangat menyayangiku dan mencintaiku bagaimanapun gilanya aku bersikap, dia yang selalu sabar, dan tak pernah marah padaku. Terkadang aku sangat jengkel padanya karena tak pernah sama sekali memarahiku. Terkadang aku merasa dia hanya menjadikanku sebuah stupa yang sangat ia kagumi bagaimanapun bentuknya. Aku tidak bisa seperti itu, aku penuntut, aku butuh arahan untuk hidupku, jangan pernah abaikan aku, atur aku, jangan mencintaiku apa adanya.
"Gel, maaf selalu membuatmu jengkel."
"hahaha, sudah biasa seperti itu va, dan aku mencintaimu."
Ya, benar. Aku sudah sangat gila mencintai Ahva yang gila. Dia bagaikan daun yang jatuh berguguran di musim semi, indah meskipun akan mengotori semua tanah. Dia tulus meskipun selalu berbuat hal aneh dengan semua sikapnya. Tapi aku mencintainya, Ahva.
Dengan basah kuyub dan sehelai kaos tipis yang dia kenakan, aku merasa seperti akan ada hal yang menakutkan terjadi antara kami. Tapi aku coba tepis jauh-jauh pikiran itu dari benakku, segera aku mengambil sebuah handuk kering untuknya.
"Kenapa tidak menghubungiku dulu? Kan aku bisa jemput kamu (mengeringkan rambut Ahva yang basah)."
"Aku hanya ingin menemuimu tanpa harus melihatmu seperti aku."
"Seperti kamu bagaimana? Basah? Aku akan bawa payung va..."
"(Tersenyum)."
"Lain kali jangan pernah ragu menghubungiku jika kamu butuh aku va."
Seperti itulah Ahva, dia adalah pacarku sejak semester satu perguruan tinggi. Dia yang sangat menyayangiku dan mencintaiku bagaimanapun gilanya aku bersikap, dia yang selalu sabar, dan tak pernah marah padaku. Terkadang aku sangat jengkel padanya karena tak pernah sama sekali memarahiku. Terkadang aku merasa dia hanya menjadikanku sebuah stupa yang sangat ia kagumi bagaimanapun bentuknya. Aku tidak bisa seperti itu, aku penuntut, aku butuh arahan untuk hidupku, jangan pernah abaikan aku, atur aku, jangan mencintaiku apa adanya.
"Gel, maaf selalu membuatmu jengkel."
"hahaha, sudah biasa seperti itu va, dan aku mencintaimu."
Ya, benar. Aku sudah sangat gila mencintai Ahva yang gila. Dia bagaikan daun yang jatuh berguguran di musim semi, indah meskipun akan mengotori semua tanah. Dia tulus meskipun selalu berbuat hal aneh dengan semua sikapnya. Tapi aku mencintainya, Ahva.
Kamis, 13 November 2014
Senja
Senja...
Aku merindukan pendar senjamu yang selalu indah dimataku
Pendar sepia yang tak pernah dapat ku uraikan warnanya
Pendar sepia yang selalu menenangkan hatiku
Sempurna...
Hanya itu yang mampu melukiskan dirimu
Kau yang tak pernah cacat dengan semua kesempurnaanmu
Dimataku, engkau adalah suatu peneguh dan peneduh
dan itu sempurna
Untukmu,
Senja...
Langganan:
Postingan (Atom)